Jangan abaikan Operator Sekolah dalam Rekrutmen P3K


Perkembangan dunia pendidikan pada saat ini sudah sangat maju pesat, pemerintah pusat dalam hal ini kementerian pendidikan dan kebudayaan pemilik regulasi di bidang pendidikan sedang mengembangkan sistem terpusat dengan pola satu pintu, apa itu pola satu pintu, maksudnya adalah pengawasan sistem pendidikan secara langsung dor to dor ke sekolah-sekolah yang dibawah binaan kementerian pendidikan dan kebudayaan.
 
Pengawasan yang dilakukan kemdikbud ini tidak luput dari kemajuan teknologi informatika dan perkembangan akses internet di berbagai pelosok daerah yang semakin mudah, mendasari hal tersebut diatas, maka Kemdikbud membentuk sistem pengawasan terhadap sekolah-sekolah binaannya  dengan memanfaatkan teknologi yang berbentuk sebuah aplikasi  dengan nama DAPODIK (data pokok pendidikan), perwujudan aplikasi ini tertuang dalam permendikbud nomor 79 tahun 2015, namun dengan terbentuknya sistem ini, mau tidak mau, sadar tidak sadar setiap pelaksana pendidikan dari tingkat Usia Dini (TK/PAUD), sampai jenjang Menengah Atas harus menyediakan tenaga tersendiri untuk dijadikan sebagai operator nya, tentu hal ini tanpa disadari kemdikbud telah membuat jenis pekerjaan baru yang disebut Operator Sekolah (OPS).

Kenapa ini bisa terjadi, hal ini disebabkan tidak tersedianya sumber daya manusia yang mumpuni dalam bidang IT di sekolah-sekolah terutama di Tingkat Dasar, yang memaksa sekolah merekrut pekerja baru, namun ada juga memberdayakan tenaga yang ada, asal sedikit mempunyai kemampuan dasar tentang komputer,  internet dan aplikasi. Secara sederhana dapodik ini ibarat sebuah mobil, jika mobil ini mengalami kendala dalam mesin tentu perlu tenaga ahli di bidangnya untuk bisa memperbaiki keadaan mesin nya agar mobil ini tetap jalan, dan tidak semua sopir mempunyai keahlian dalam memperbaiki mesin, meski lama kelamaan akan paham juga dengan kondisi mesin namun melalui proses yang panjang artinya seorang operator sekolah selain mempunyai keahlian dalam kegiatan penginputan data, penganalisisan data output, juga harus mampu menjadi teknisi baik di komputer nya maupun di aplikasi dapodik itu sendiri agar tidak menghambat peng updatean maupun penginputan data yang diperlukan.
  
Peran vital operator sekolah ini sangat tinggi, ketika mereka tidak meng update data yang diperlukan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan, maka sekolah dianggap mati suri dan segala aneka tunjangan guru pun tidak keluar, termasuk dana bos pun tidak cair, bahkan ketika data peserta ujian akhir sekolah tidak terupdate maka siswa-siswa yang berada di tingkat akhir pun akan mengalami kendala administrasi dalam mengikuti ujian akhir sekolah tersebut, hal ini dikarenakan sistem penomoran peserta ujian akhir sekolah dilakukan secara online.
    
Dapodik sebagai sentral aplikasi data saat ini berkembang sangat pesat dengan berbagai turunan aplikasi lainya, baik itu verval pd, verval ptk, absen online, bio un, pd un, bos online, PMP (Penjamin Mutu Pendidikan) dan berbagai aplikasi lainnya yang semuanya diatur secara online, pentingnya kedudukan operator sekolah ini serta SDM yang terbatas tersebut banyak diantara mereka berstatus honorer sekolah, tenaga administrasi yang diberdayakan menjadi operator dapodik dengan status pegawai tidak tetap (kontrak daerah) bahkan guru honor yang merangkap jabatan menjadi operator dengan berbagai alasan, diantaranya keterbatasan anggaran bos ini terjadi di sekolah-sekolah terpencil dengan jumlah siswa yang sedikit, dengan berbagai latar belakang pendidikan baik SMA maupun S1, namun ironis hanya sedikit yang berlatar belakang sarjana komputer (S.Kom) kenapa demikian, hal ini disebabkan minimnya gaji yang didapat yang hanya dibayar per triwulan, sementara regulasi yang menaungi jenis pekerjaan baru dalam dunia pendidikan ini masih samar bahkan belum ada.
   
Dalam beberapa bulan kedepan di tahun 2019 pemerintah pusat berencana akan melakukan rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kontrak (P3K) yang merupakan bagian ASN sesuai dengan undang-undang Aparatur Sipil Negara nomor 5 tahun 2014, keluh kesah mulai dialami para operator sekolah (ops), hal ini dikarenakan tidak disediakannya formasi untuk operator sekolah, para operator ini sangat mengharapkan dapat ikut dalam seleksi penerimaan pegawai P3K ini, bagi guru honor yang merangkap jabatan menjadi ops atau diberdayakan menjadi operator sekolah tentu tidak jadi masalah, mereka bisa ikut dalam seleksi ini dengan formasi jabatan guru,  namun tidak demikian bagi operator sekolah murni tentu mereka hanya bisa gigit jari, padahal banyak diantara mereka bekerja ada yang lebih dari 5 tahun baik sebagai tenaga administrasi yang juga diberdayakan menjadi operator sekolah.
    
Harapan mereka, ada perubahan kebijakan dalam rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K), mereka sangat berharap disediakannya formasi jabatan untuk operator sekolah, mereka juga berharap rekrutmen tersebut memberdayakan Sumber Daya yang sudah ada, hal ini penting karena para operator sekolah atau operator dapodik sebagai pengendali Dapodik serta turunan nya, tentu mereka sudah hafal betul dengan sistem yang di bangun kementrian pendidikan dan kebudayaan dalam aplikasi ini, sebab jika merekrut orang baru tentu akan menumbuhkan masalah baru terutama penguasaan sistem online dengan aneka aplikasi yang tentu akan memerlukan adaptasi lagi.
Oleh : Rafii Hamdi, S.Pd.Sd
SD Negeri 1 Batulicin, Tanah Bumbu

0 Response to "Jangan abaikan Operator Sekolah dalam Rekrutmen P3K"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel