Kandungan Berbahaya Air Rebusan Pembalut yang Bikin 'Nge-Fly'


Perilaku menyimpang meminum air rebusan pembalut baru dan bekas yang membuat nge-fly kini tengah jadi fenomena di daerah Jawa Tengah hingga Jakarta. 

Mereka meminum air rebusan pembalut itu sebagai pengganti narkoba jenis sabu, lem, dan pil koplo.

Air rebusan pembalut itu dinilai berbahaya bagi tubuh lantaran pembalut terbuat dari bahan yang tidak layak dikonsumsi. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), pembalut tersusun dari berbagai bahan dan senyawa kimia yang dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti iritasi hingga karsinogen.

"Komposisi pembalut itu sangat berbahaya. Dipakai saja berisiko menyebabkan iritasi, apalagi dikonsumsi. Pembalut mengandung klorin dan senyawa karsinogen yang bisa memicu kanker," ungkap peneliti YLKI Rosita Eva kepada CNNIndonesia.com saat dihubungi, Kamis (8/11).

Berdasarkan penelitian YLKI pada 2015 terhadap tujuh produk pantyliner dan sembilan pembalut, semuanya mengandung klorin. Beberapa pembalut bahkan memiliki kandungan klorin yang tinggi yakni diatas 20,4 ppm.

Senyawa kimia klorin itu bersifat korosif atau mengikis organ dan menyebabkan iritasi pada kulit, mata hingga saluran pernapasan.

"Klorin dalam pembalut ini sangat berbahaya menimbulkan iritasi saat dipakai, apalagi dikonsumsi langsung diminum. Belum lagi, ada kandungan lain dalam pembalut yang dapat bereaksi saat direbus," kata Rosita.

Rosita menerangkan komposisi pembalut juga terdiri dari non woven, pulp, super absorbent polymer (SAP), polyethylene backsheet, silicon coated paper, holt melt adhesive, tissue pulp,dan sebagainya.

"Kandungan lain ini bisa menjadi senyawa karsinogen yang apabila terus terakumulasi bisa memicu kanker," ucap Rosita.

Pada pembalut bekas, kata Rosita, komponen itu juga mengandung mikroba yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada orang yang mengonsumsinya.

Di sisi lain, Rosita mengaku tak mengetahui apakah air rebusan pembalut itu bisa menyebabkan adiksi atau nge-fly.

Menurut Rosita, fenomena ini merupakan bentuk penyalahgunaan produk dari konsumen. Produk pembalut itu seharusnya dipakai untuk menampung darah menstruasi bukan untuk dikonsumsi langsung. 

Rosita menyarankan agar anak-anak dan remaja diedukasi untuk agar tidak menyalahgunakan produk tersebut.

"Perlu ada konseling dan edukasi untuk anak-anak tersebut. Mengenai dampak dan penyakit yang bisa timbul," ujar Rosita. 

Pelaku Mabuk Pembalut Wanita Sulit Dijerat Hukum
Mabuk menggunakan pembalut wanita sedang mewabah di sejumlah wilayah di Jawa tengah, Jawa Barat, termasuk Jakarta. Namun pelaku dalam kasus ini sulit dijerat hukum karena tak ada aturan yang menggolongkan pembalut sebagai salah satu jenis narkotika.

Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Inspektur Jenderal Arman Depari mengatakan untuk menyiasati itu pihaknya akan memproses pelaku dengan dugaan penyalahgunaan. 

"Biasanya narkoba itu penyalahgunaan. Ini yang akan kita lakukan pemeriksaan kembali," kata Depari di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (8/11).

Pembalut merupakan produk legal dan bukan jenis narkotik. Oleh karena itu Depari mengatakan BNN masih mengkaji fenomena ini dari berbagai aspek, termasuk aspek hukum.

Dalam proses penyelidikan kasus seperti ini, kata dia, BNN akan mengkaji aturan yang berlaku serta menelusuri alasan pelaku menyalahgunakan produk tersebut. 

Pelaku bisa dijerat hukum jika ada unsur kesengajaan penyalahgunaan barang menjadi narkotik. Sebaliknya, BNN akan memberikan perlakuan berbeda jika  penyidik menemukan unsur ketidaksengajaan.

"Kalau misalnya di situ ada pelanggaran hukum atau memang ada ketidaksengajaan itu memang berbeda cara penanganannya," ujarnya.

Sulitnya menjerat  para pelaku juga diakui oleh Kepala Bidang Pemberantasan BNN Provinsi Jateng Ajun Komisaris Besar Suprinarto.

"Kami tidak bisa menindak mereka, tindakan hukum tidak bisa karena barang yang digunakan legal dan bukan narkotika atau psikotropika," kata Suprinarto.

Adapun yang bisa dilakukan saat ini, kata dia, yakni mengedukasi masyarakat agar tidak menyalahgunakan produk tersebut.

"Langkah kami yang bisa ya memberikan edukasi kepada mereka bahwa itu perilaku menyimpang yang merugikan kesehatan," lanjut dia.

Wabah mabuk menggunakan pembalut wanita ini biasa dilakukan oleh anak-anak dan remaja jalanan. Mereka merebus pembalut terlebih dulu, lalu meminum air rebusannya untuk mendapatkan efek mabuk

Suprinarto mengatakan bahwa awalnya pembalut yang digunakan adalah pembalut lama di tempat-tempat pembuangan sampah. Namun, atas pertimbangan kebersihan dan higienis, pembalut yang digunakan sekarang adalah pembalut baru.

Tren ini menggejala diduga karena semakin mahalnya pil koplo, termasuk lem dan obat batuk cair yang sebelumnya biasa digunakan anak-anak jalanan itu untuk mabuk.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com

0 Response to "Kandungan Berbahaya Air Rebusan Pembalut yang Bikin 'Nge-Fly'"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel