13 Cara Pengawatan Berbagai Jenis Kayu Dan Bambu

13 Cara Pengawatan Berbagai Jenis Kayu Dan Bambu
Pengawetan kayu dapat kita lakukan agar kayu-kayu yang akan kita gunakan untuk bahan bangunan rumah atau lainnya dapat bertahan lama dan tidak dimakan rayap, teter,  ataupun hewan lainnya pemakan kayu.

pengawetan kayu adalah sebuah cara/teknik yang bertujuan untuk memproteksi kayu dari berbagai hama organisme jamur dan serangga. Agar kayu tetap dalam kondisi berkualitas meski disimpan dalam waktu yang relative lama.
Bahan pengawet kayu yang dapat digunakan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu bahan pengawet: berupa minyak, larut dalam pelarut organik dan pelarut air (Hunt dan Garrat, 1986).

1. Anti Rayap. Proses pengawetan kayu  menggunakan bahan-bahan sebagai berikut: Lentrek, dorium, acetone, ethyl, acetate, creosote dan gasoline.
Bahan-bahan tersebut dicampur dengan takaran yang seimbang maka akan menghasilkan bahan pengawet kayu yang luar biasa

2. Anti Rayap (Bahan Alami). Proses pengawetan kayu juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan dari alam yang ada di sekitar kita. Bahan-bahan tersebut yaitu: Tembakau rajangan, cengkeh, pelepah pisang
Bahan-bahan tersebut dicampur dengan air masing-masing dengan takaran  10 (sepuluh) gram untuk 1 (satu) liter air.

3. Pengawetan kayu dengan cara kayu direndam dalam air selama kurang lebih 30 hari, juga akan membuat kayu semakin keras dan tahan lama. Ingat jangan sampai ada yang terapung. Karena itu diberi beban pemberat.

4. Pengawetan kayu dengan juga bisa dilakukan dengan cara mengolesi kayu yang akan kita gunakan untuk bahan bangunan dengan menggunakan protasium, dan teer, oli campur solar cat dan lain sebagainya.
Langkah untuk mengawetkan kayu menggunakan campuran solar dan oli bekas adalah sebagai berikut:
a. Siapkan campuran solar dan oli bekas dengan perbandingan solar : oli bekas sebanyak 5 : 1
b. Siapkan kuas untuk mengoleskan cairan pengawet ke permukaan kayu atau menggunakan talang plastik/talang
c. Oleskan cairan pengawet pada kayu dengan kuas atau rendam kayu ke dalam cairan pengawet dengan talang plastik dengan cara memutar agar seluruh permukaan rata terkena cairan pengawet.
d. Tiriskan kayu yang telah diolesi/direndam cairan dengan cara menyandarkan secara hampir tegak (jangan direbahkan).
e. Setelah kering, proses dapat diulang sampai 3 kali

5. Pengawetan kayu dengan cara menebang kayu/bambunya pada saat tidak ada cahaya/ sinar bulan atau saat bulan tua atau muda (bulan hijriyah). Memang cara ini agak berbau mistik, hayal, atau sekedar omongan orang tua secara turun temurun, Tapi Anda boleh coba dan hasilnya memang nyata. Kayu atau bambu yang ditebang pada saat tanggal-tanggal tua/muda bulan hijriyah ( saat cahaya bulan tidak ada ), kayu/bamboo tersebut tidak akan dimakan teter/bribik. Sehingga Kayu/bambu tersebut akan bertahan lama bisa mencapai 20 tahun bila dijadikan atap rumah. Dengan catatan tidak terkena tetesan/bocoran air dari genteng. Silahkan anda mencobanya.

6. Pengasapan
Metode pengasapan dilakukan dengan cara kayu diletakan di atas asap yang mengepul, memaparkan asap pada susbtrat kayu. Secara tradisional, metode ini juga banyak dilakukan di Jepang masa lampau. Dengan paparan asap, harapannya nutrisi kayu termodifikasi sehingga berbagai jenis hama tak akan menyukainya. Sehingga kayu akan bertahan lama (awet).

7. Pengawetan Kayu Karet Menggunakan Produk BioCide
Cara penggunakan BioCide Wood Fungicide (Microcide) dan BioCide Insecticide cukuplah mudah. Ikuti langkah-langkah cara pengawetan kayu karet berikut :
a. Pertama siapkan kayu murni yang akan diawetkan dan bak besar untuk perendaman kayu.
b. Siapkan bahan BioCide Wood Fungicide (Microcide), campur air dengan perbandingan 1 bahan : 100 air.
c. Siapkan BioCide Insecticide berbahan aktif permethrine, campur air dengan perbandingan 1 bahan : 300 air.
d. Jadikan satu campuran BioCide Wood Fungicide (Microcide) dan BioCide Insecticide.
e. Masukkan batang kayu murni ke dalam rendaman campuran kedua bahan tersebut selama 15-30 menit tanpa perebusan.
f. Setelah diangkat bisa dikeringkan menggunakan sistem pengeringan kayu atau cukup bisa diangin-angin saja.
Penggunaan BioCide Wood Fungicide (Microcide) dan BioCide Insecticide selain dicampurkan dengan air, bisa juga dicampurkan dengan solvent (minyak). Tetapi untuk hasil yang maksimal sebaiknya menggunakan campuran air karena sifat air yang mudah menyerap pori-pori. Sedangkan solvent (minyak) cukup lama untuk menyerap pori-pori. Sehingga BioCide Wood Fungicide (Microcide) dan BioCide Insecticide yang dicampur menggunakan air dapat meresap dengan baik dibanding dengan dicampur menggunakan solvent (minyak).


8. sistem modern yaitu dengan cara vakum dan tekanan. Sistem ini memberi keuntungan berupa waktu yang dibutuhkan lebih singkat dan bisa digunakan baik untuk kayu yang masih basah atau sudah kering tanpa resiko apapun termasuk kayu yang dapat terbakar. Namun sayangnya biaya yang harus dikeluarkan juga lebih mahal dan biasanya hanya dilakukan oleh perusahaan saja. Jadi tidak dikerjakan secara personal.

Metode vakum dan tekanan ini ada dua jenis yaitu proses sel penuh dan proses sel kosong. Yang dimaksud dengan sel penuh adalah larutan pengawet yang digunakan mengisi seluruh bagian serat atau sel kayu. Cara kerjanya pertama kayu yang mau diawetkan lebih dulu dimasukan ke dalam tangki lalu ditutup rapat. Setelah itu dilakukan proses pengosongan udara sekitar sembilan puluh menit. Ketika proses pengosongan udara atau vakum ini sedang berlangsung, bahan untuk mengawetkan kayu dimasukan dengan selang hingga tangki terisi penuh.

Jika semua bahan pengawet sudah masuk dan pengosongan udara selesai dikerjakan, dilanjutkan dengan proses penekanan yang memakan waktu selama kurang lebih dua jam. Setelah itu bahan pengawet dikeluarkan lagi dan dilakukan pengosongan udara kembali namun waktunya hanya sekitar sepuluh menit saja agar bahan pengawet yang menempel pada kayu bisa dibersihkan.

Sedangkan metode sel kosong, langkah pertama yang dilakukan adalah kayu dimasukan dalam tangki dan ditutup dengan rapat kemudian diberi tekanan dalam waktu sekitar duapuluh menit. Lalu campuran pengawet dimasukan hingga penuh dan proses tekanan ditingkatkan ukurannya selama dua jam.

Setelah dua jam proses tekanan dihentikan dan bahan untuk pengawetan dikeluarkan. Jika sudah selesai dilakukan proses vakum lagi untuk membersihkan pengawet yang masih menempel pada kayu agar menjadi bersih. Setelah itu kayu bisa dikeluarkan dan siap untuk digunakan.


9. a. Pengawetan remanen atau sementara (prophylactis treatment) bertujuan menghindari serangan perusak kayu pada kayu basah (baru ditebang) antara lain Blue stain, bubuk kayu basah dan serangga lainnya. Bahan pengawet yang dipakai antara lain NaPCP (Natrium Penthaclor Phenol), Gammexane, Borax, baik untuk dolok maupun kayu gergajian basah.

10. Pengawetan permanen bertujuan menahan semua faktor perusak kayu dalam waktu selama mungkin. Yang perlu diperhatikan dalam pengawetan, kayu tidak boleh diproses lagi (diketam ataupun digergaji, dibor, dan lain-lain), sehingga terbukanya permukaan kayu yang sudah diawetkan. Bila terpaksa harus diolah, maka bekas pemotongan harus diberi bahan pengawet lagi. Adapun bahan pengawet yang dapat dipakai

11. Pencelupan Kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan konsentrasi yang telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit bahkan detik. Kelemahan cara ini adalah penetrasi dan retensi bahan pengawet tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu sangat tipis, tidak berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan (pemolesan). Cara ini umumnya dilakukan di industri-industri penggergajian untuk mencegah serangan jamur Blue stain. Bahan pengawet yang dipakai Natrium Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan lebih baik baila kayu yang akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan lebih dahulu.

12. Cara Pemulasan. Cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yg sederhana. Bahan pengawet yang masuk dan diam di dalam kayu sangat tipis. Bila dalam kayu terdapat retak-retak, penembusan bahan pengawet tentu lebih dalam.

13. Cara Pembalutan. Cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang dengan menggunakan bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat, yang dilaburkan/diletakkan pada permukaan kayu yang masih basah. Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses difusi secara perlahan-lahan ke dalam kayu.


Sumber https://www.anekapendidikan.com/

0 Response to "13 Cara Pengawatan Berbagai Jenis Kayu Dan Bambu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel