Asal Mula Zat Yang Menimbulkan Mati Rasa (Anesthesia)
Asal Mula Zat Yang Menimbulkan Mati Rasa (Anesthesia)
Kemajuan tekhnologi dibidang kedokteran yang ada saat ini tidak serta merta maju begitu saja. Kemajuan disegala bidang ilmu pengetahuan memerlukan kerja keras dan percobaan serta uji coba inovasi terbaru, sehingga mendapatkan hasil yang semakin sempurna sampai saat ini.
Penemuan baru dalam bidang ilmu atau bentuk apapun diawali dengan penelitian yang menguras tenaga pikiran dan keseriusan yang luar biasa, sehingga hasilnya sangat memuaskan dan bermanfaat bagi manusia dalam kehidupan ini. Begitulah yang dilakukan oleh para peneliti termasuk ditemukannya zat yang dapat menimbulkan mati rasa sehingga dijadikan obat anesthesia yang sangat bermanfaat dalam dunia kedokteran khususnya.
Kita sering mendengar adanya zat yang dapat menghilangkan mati rasa (anesthesia). Zat tersebut ditemukan didalam anak panah beracun dari pipa tiup kepunyaan orang India dari sungai Amazon.
Suatu keadaan yang disebut curare (racun yang erasal dari tanaman di Amerika Selatan dan digunakan oleh penduduk asli setempat sebagai senjata pada anak panah ditemukan memiliki kemampuas dua kali untuk membunuh atau menyelamatkan kehidupan. Semua problem terselesaikan hanya dalam hitungan detik/menit.
Bisa penyelamat ini ditemukan oleh orang India di dalam kulit tanaman Strycnos toxifera, suatu tanaman merambat sejenis anggur. Kulit tanaman ini dilepaskan kemudian ditumbuk dan dicampur dengan air dingin. Campuran ini kemudian disaring yang menghasilkan cairan tampak serpihan dan akhirnya dimasak sampai mendidih, dan di tambahkan sari pohon Kiracaguero yang digunakan untuk membuat sirup tarry yang digunakan untuk mencelup ujung anak panah.
Orang India juga terkenal sebagai pembuat racun yang terkenal meliputi berbagai ramuan ajaib yang terdiri dari campuran gigi, taring dan hati ular berbisa, laba-laba, kelelawar dan penyengat semut.
Keefektifan racun-racun tersebut merupakan hal yang tak perlu diragukan lagi. Curare bila memasuki pembuluh darah dapat mematikan. Saat anak panah menembus kulit, maka racun akan mengenai otot-otot lainnya dan menimbulkan kelumpuhan dengan sempurna.
Pada tahun 1935, Harold King, seorangf dokter dari Inggris berhasil mengidentifikasi agen utama dalam curare yang menyebabkan kelumpuhan. Pada tahun yang sama Guillermo G Klug, seorang ahli ilmu tumbuhan dari Jerman, berhasil mengidentifikasi tanaman yang menjadi sumber agen itu. Setelah itu perusahaan obat memproduksi curare dalam kekuatan standar. Dengan demikian terbukalah jendela ilmu pengetahuan bidang kedokteran mengenai penerapan racun ini sebagai obat mati rasa (anesthesia).
Curare dipergunakan pertama kali di dunia kedokteran dan pengobatan modern sebagai zat pengendur (relaxant) untuk mengatasi kelumpuhan. Pada tahun 1942 Dr.Herold Griffith memberi zat ini sebagai anesthesia dalam operasi pembedahan untuk pertama kalinya. Sumber https://www.anekapendidikan.com/
Kemajuan tekhnologi dibidang kedokteran yang ada saat ini tidak serta merta maju begitu saja. Kemajuan disegala bidang ilmu pengetahuan memerlukan kerja keras dan percobaan serta uji coba inovasi terbaru, sehingga mendapatkan hasil yang semakin sempurna sampai saat ini.
Penemuan baru dalam bidang ilmu atau bentuk apapun diawali dengan penelitian yang menguras tenaga pikiran dan keseriusan yang luar biasa, sehingga hasilnya sangat memuaskan dan bermanfaat bagi manusia dalam kehidupan ini. Begitulah yang dilakukan oleh para peneliti termasuk ditemukannya zat yang dapat menimbulkan mati rasa sehingga dijadikan obat anesthesia yang sangat bermanfaat dalam dunia kedokteran khususnya.
Kita sering mendengar adanya zat yang dapat menghilangkan mati rasa (anesthesia). Zat tersebut ditemukan didalam anak panah beracun dari pipa tiup kepunyaan orang India dari sungai Amazon.
Suatu keadaan yang disebut curare (racun yang erasal dari tanaman di Amerika Selatan dan digunakan oleh penduduk asli setempat sebagai senjata pada anak panah ditemukan memiliki kemampuas dua kali untuk membunuh atau menyelamatkan kehidupan. Semua problem terselesaikan hanya dalam hitungan detik/menit.
Bisa penyelamat ini ditemukan oleh orang India di dalam kulit tanaman Strycnos toxifera, suatu tanaman merambat sejenis anggur. Kulit tanaman ini dilepaskan kemudian ditumbuk dan dicampur dengan air dingin. Campuran ini kemudian disaring yang menghasilkan cairan tampak serpihan dan akhirnya dimasak sampai mendidih, dan di tambahkan sari pohon Kiracaguero yang digunakan untuk membuat sirup tarry yang digunakan untuk mencelup ujung anak panah.
Orang India juga terkenal sebagai pembuat racun yang terkenal meliputi berbagai ramuan ajaib yang terdiri dari campuran gigi, taring dan hati ular berbisa, laba-laba, kelelawar dan penyengat semut.
Keefektifan racun-racun tersebut merupakan hal yang tak perlu diragukan lagi. Curare bila memasuki pembuluh darah dapat mematikan. Saat anak panah menembus kulit, maka racun akan mengenai otot-otot lainnya dan menimbulkan kelumpuhan dengan sempurna.
Pada tahun 1935, Harold King, seorangf dokter dari Inggris berhasil mengidentifikasi agen utama dalam curare yang menyebabkan kelumpuhan. Pada tahun yang sama Guillermo G Klug, seorang ahli ilmu tumbuhan dari Jerman, berhasil mengidentifikasi tanaman yang menjadi sumber agen itu. Setelah itu perusahaan obat memproduksi curare dalam kekuatan standar. Dengan demikian terbukalah jendela ilmu pengetahuan bidang kedokteran mengenai penerapan racun ini sebagai obat mati rasa (anesthesia).
Curare dipergunakan pertama kali di dunia kedokteran dan pengobatan modern sebagai zat pengendur (relaxant) untuk mengatasi kelumpuhan. Pada tahun 1942 Dr.Herold Griffith memberi zat ini sebagai anesthesia dalam operasi pembedahan untuk pertama kalinya. Sumber https://www.anekapendidikan.com/
0 Response to "Asal Mula Zat Yang Menimbulkan Mati Rasa (Anesthesia)"
Post a Comment