Penanaman Karakter Sebagai Upaya Pembentukan Akhlak Mulia Aset Akherat
Penanaman Karakter Sebagai Upaya Pembentukan Akhlak Mulia Aset Akherat
Penanaman Karakter menjadi salah satu usaha yang harus dilaksanakan oleh sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya, sebagai upaya untuk pembentukan akhlak mulia (akhlaqul karimah) anak dan generasi muda lainnya.
Namun demikian usaha tersebut akan sis -sia bila tidak dibarengi dengan kepedulian stakeholder yang lain yaitu para orang tua, dan masyarakat. Jadi antara Sekolah ( lembaga pendidikan), orang tua dan masyarakat harus seiring sejalan dan saling membantu, mendukung tercapainya tujuan pembentukan akhlak mulia (akhlaqul karimah).
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang berkaitan dengan karakter bangsa, kini menjadi viral di masyarakat, khususnya dunia pendidikan. Beragam kejadian sosial yang muncul di masyarakat khususnya dunia pendidikan seperti siswa yang menghajar gurunya, orang tua yang menghajar seorang guru, korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, tawuran antar pelajar, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat (Balitbang Puskur, 2010: 1).
Upaya lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, atau paling tidak untuk mengurangi permasalahan di atas adalah melalui pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai upaya yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.
Sejalan dengan itu, Kementerian Pendidikan Nasional mengambil langkah-langkah yang erat kaitannya dengan hal di atas, yakni : (1) penyiapan bahan pengembangan budaya dan karakter bangsa, dan (2) penyiapan bahan pelatihan metodologi pembelajaran aktif yang menumbuhkan kreativitas dan inovasi. Kedua langkah itu dilaksanakan dengan melakukan perbaikan metodologi pembelajaran yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia (Balitbang Puskur, 2010: 1).
Sesuai dengan sifat suatu nilai, pembudayaan pendidikan budaya dan karakter bangsa hendaknya merupakan usaha bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pengimplementasiannya perlu dilakukan secara bersama-sama dan senergi oleh semua pemangku kepentingan, terutama oleh guru dan pimpinan sekolah melalui seluruh aktivitas pembelajaran di sekolah, penerapan pembiasaan di sekolah, dan senantiasa menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk menjadikan seorang anak mempunyai karakter dan akhlaqul karimah harus melanjutkan apa yang sudah dilatih, dibiasakan di sekolah yaitu orang tua dan masyarakat.
Namun pelaksanaan penanaman pendidikan karakter dan perbaikan akhlaqul karimah dalam pembelajaran ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan. Perlu usaha yang ekstra keras dan istiqomah berbagai pihak yang berkepentingan.
B. Kajian teori
1. Pendidikan Karakter
Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan/atau kelompok yang unik.
Dalam buku "Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa", pengertian istilah pendidikan dan karakter bangsa. Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang. Sedangkan Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa (Balitbang Puskur, 2010: 4).
Berdasarkan uraian di atas maka pendidikan karakter bangsa adalah usaha sadar dan terencana untuk menanamkan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak kepada peserta didik.
2. Akhlaqul karimah
Akhlaq adalah: Budi pekerti, watak, tabiat ( W.J.S. Poerwadarminta, 1982)
Karimah adalah, baik, mulia. terpuji
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan, Akhlaqul karimah berarti: Suatu usaha yang dilakukan dengan sabar, berencana, teratur serta bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian yang meliputi sikap mental atau watak, berfikir, berbicara dan tingkah laku seseorang yang baik dan mulia, dikarenakan tidak melanggar norma norma agama dan norma norma kemanusiaan yang lain serta sesuai dengan ajaran agama.
C. Pembahasan
A. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter
Menurut buku Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Depdiknas, 2010), nilai-nilai yang dikembangkan dalam Pendidikan Karakter adalah sebagai berikut:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Dengan Indikator:
-rajin beribadah
-mengucapkan do’a setiap memulai dan mengakhiri pekerjaan
-bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Alloh
-mengerjakan setiap perintah agama dan menjauhi larangannya
-menyesal setiap berbuat kesalahan dan segera memohon ampun kepada Tuhan
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Dengan Indikator:
-berkata benar (tidak bohong)
-berbuat sesuai aturan (tidak curang)
-menepati janji yang diucapkan
-bersedia menerima sesuatu atas dasar hak
-menolak pemberian yang bukan haknya
-berpihak pada kebenaran
-menyampaikan pesan orang lain dengan benar
3. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Dengan Indikator:
-patuh pada setiap peraturan yang berlaku
-patuh pada etika sosial/masyarakat setempat
-menolak setiap ajakan untuk melanggar hokum
-dapat mengendalikan diri dari perbuatan tercela
-hemat dalam menggunkan uang dan barang
-menyelesaikan tugas tepat waktu
-meletakkan sesuatu pada tempatnya
-dapat menyimpan rahasia
4. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Dengan Indikator:
-bersedia mendengarkan pendapat orang lain
-menghargai perbedaan pendapat
-tidak memaksakan kehendak pd org lain
-toleran dalam bnermusyawarah/ diskusi
-bersedia melaksanakan setiap keputusan bersama
-menghargai kritikan dari orang lain
-membuat keputusan yang adil
5. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Dengan Indikator:
-Dapat menyelesaikan masalah
-Menciptakan karya
6. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Dengan Indikator:
-Percaya diri
-Berusaha keras
7. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Dengan Indikator:
-Bisa diskusi
-Bisa bermusyawarah
-Menghargai pendapat orang lain
8. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Dengan Indikator
Mau bertanya
Mau mencoba
Mau mengeluarkan pendapat
Bisa membuat keputusan
9. Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Dengan Indikator:
-Mendahulukan kepentingan orang lain
-Menjaga keamanan
-menjaga ketertiban
10. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Dengan Indikator:
-merasa bangga sebagai orang yang bertanah air Indonesia
-bersedia membela tanah air untuk kejayaan bangsa
-peduli terhadap rusaknya hutan/lingkungan di tanah air
-bersedia memelihara lingkungan dan melindungi flora fauna Indonesia
-dapat menyimpan rahasia negara
-mau hidup dimanapun di wilayah Negara kesatuan Indonesia
11. Menghargai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Dengan Indikator:
-mengucapkan terima kasih atas pemberian atau bantuan orang lain
-santun dalam setiap kontak sosial
-menghormati pemimpin dan orang tua
-menghormati symbol-simbol negara
-tidak mencela hasil karya orang lain
-memanfaatkan waktu sebaik mungkin
-tidak mengganggu orang yang beribadah sesuai dengan agamanya
-menerima orang lain apa adanya
12. Bersahabat, Gotong royong
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Dengan Indikator:
-memahami bahwa kerja sama merupakan kekuatan
-memahami hasil kerja sama adalah untuk kebaikan bersama
-dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga untuk kepentingan bersama
-dapat melaksanakan pekerjaan bersama dengan cara yang menyenangkan
-bantu-membantu demi kepentingan umum
-bersedia secara bersama-sama membantu orang lain
-bersedia secara bersama-sama membela kebenaran
-dapat bekerja sama denga giat dalam setiap kelompok kerja
13. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Dengan Indikator :
-Mau minta maaf
-Mau mengalah (mengalah bukan berarti kalah)
14. Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Dengan Indikator:
-gemar membaca
-belajar dengan sungguh-sungguh
-mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan sebaik mungkin
-berupaya mendapat hasil yang terbaik
-senang dalam kegiatan yang bersifa kompetitif
-tidak cepat menyerah mengerjakan sesuatu yang mengandung tantangan
-memiliki komitmen kuat dalam berkarya
-menjaga diri hidup sehat
-gemar membaca dan menulis
15. Peduli Sosial/Rela berkorban
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Dengan Indikator:
-mau mendengarkan orang lain berbicara
-mau membantu org lain yang kena musibah
-ikhlas membantu orang lain
-bersedia menyumbang dana kemanusiaan
-rela memberi fasilitas kepada orang lain
-mau memperjuangkan kepentingan orang lain walaupun mengandung resiko.
16. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan Indikator:
-menyelesaikan setiap pekerjaan yang dibebankan sampai tuntas
-tidak mencari-cari kesalahan orang lain
-berani menanggung rsiko terhadap perbuatan yang dilakukan
-bersedia menerima pujian atau celaan atas perbuatan yang dilakukan
-berbicara dan berbuat secara terus terang
-melaksanakan setiap keputusan yang telah diambil
Karakter seseorang beriringan dengan akhlaq seseorang. Seseorang yang berkarakter religius secara otomatis dia akan rajin beribadah, mengucapkan do’a setiap memulai dan mengakhiri pekerjaan, bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Alloh, mengerjakan setiap perintah agama dan menjauhi larangannya, menyesal setiap berbuat kesalahan dan segera memohon ampun kepada Tuhan
begitu pula dengan karakter karakter yang lain, apabila melekat pada seseorang maka kemungkinan terbesar akhlaq orang tersebut juga akan baik dan sesuai dengan norma yang ada serta sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional, yang menjadi harapan kita semua.
B. Masalah yang berkaitan dengan akhlaq meliputi:
1. Akhlaq manusia terhadap Al Khaliq ( pencipta)
Mengimani-Nya/ mempercayai-Nya, Membenarkan kabar dan berita berita, Perintah-Nya, dan menjauhi larangannya, Sabar dan tawakal kepada-Nya, ikhlas, bersyukur, berbaik sangka pada-Nya, selalu mengingat-Nya.
2. Akhlaq manusia terhadap dirinya sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa, jangan membuat tubuh kita menderita.
b. Menjaga makan minumnya.
c. Tidak mengabaikan latihan jasmaninya
d. Rupa diri, Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik. Islam tidak pernah mengizinkan budaya tidak senonoh, compang-camping, kusut, dan hal lain yang mencerminkan tidak menghargai dirinya.
b. Penguasaan ilmu
c. menggunakan akalnya untuk kebaikan
a. Bertaubat dan minta ampunan
b. Bermuqarabah/mendekatkan diri
c. Bermuhasabah/introspeksi dir
d. Bermujahadah/menahan nafsu
e. Memperbanyak ibadah
f. Menghadiri majlis Iman
3. Akhlaq manusia terhadap sesama manusia
Menahan diri dari menyakiti orang lain (baik dengan lisan ataupun dengan perbuatannya) berderma dan bermuka manis. Menahan diri dari menyakiti orang lain yaitu menyakiti fisik, harta ataupun kehormatannya., Sopan, santun, menghargai, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda.
4. Akhlaq manusia terhadap alam lingkungan ( Achmadi, 1992).
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada penciptaan suasana yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa kesegaran, kenyamanan hidup, klestariannya, tanpa membuat kerusakan dan polusi sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri, memelihara dan melindungi hewan, penanaman pohon dan penghijauan,
C. Faktor Penghambat Pembentukan Akhlaqul Karimah
1. Orang Tua
Orang tua merupakan faktor yang sangat berperan sekali dalam pembentukan akhlaqul karimah, Orang tua akan menjadi contoh dan tauladan bagi anak anaknya. Bagaimana anaknya akan melaksanakan sholat kalau orang tuanya tidak sholat, bagaimana anak akan mengaji, taat beribadah, kalau orang tuanya tidak pernah berangkat pengajian, kajian dan beribadah. Terkadang malah banyak sekali anak yang dipercayakan pada kakek, nenek, bibi, paman atau yang lainnya, karena orang tuanya merantau keluar kota atau kel luar negeri. Sementara anaknya dirumah tidak ada yang memperhatikan masalah sikap, akhlaq, kebiasaan, sopan santun. Yang diperhatikan oleh pengasuhnya hanyalah yang bersifat fisik belaka, sementara yang bersipat rohani dan batiniyah terabaikan.
2. Lingkungan
Lingkungan oleh sebagian orang tua terkadang tidak begitu diperhatikan, padahal lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan akhlaq anak. Jika anak dibesarkan dalam keluarga senantiasa terdidik dalam lingkungan yang tidak ada akhlaq yang baik, maka kepribadiannya akan terbentuk dengan warna yang tidak berakhlaq baik dan anak tumbuh dalam suasana yang jauh dari nilai-nilai kesopanan, tabiat, akhlaq, maka jelas kelak dia akan tumbuh menjadi anak yang tidak bermoral. Na'udzubillah min dzalik.
3. Kemajuan Tekhnologi
kemajuan tekhnologi merupakan tantangan bagi generasi muda sedunia.Tayangan dan Informasi yang disebarkan lewat aneka media massa, terutama Internet, televisi, VCD/ CD, radio, majalah, tabloid, koran,dan buku-buku yang merusak akhlak. Kalau mereka para konsumen dunia maya tidak punya filter yang kuat dan ampuh maka jelas mereka akan menelan apa yang dilihat, didengarnya begitu saja. Sungguh suatu ancaman yang sangat berbahaya bagi akhlaq manusia.
D. Penutup
Akhirnya mari kita berusaha sekuat tenaga dalam membentuk anak anak kita, menjadi anak anak yang berkarakter sehingga menjadi anak yang berakhlaqul karimah. Dengan begitu anak kita insya Allah akan menjadi aset akherat bagi kita (para orang tua). Aset yang sangat berharga dan akan menjadi ladang amal dan pahala bagi kita di akherat nanti. aamiin.
Referensi:
Balitbang Puskur. 2010. Konsep Pelatihan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Depdiknas, 2010 Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta : Depdiknas Sumber https://www.anekapendidikan.com/
Penanaman Karakter menjadi salah satu usaha yang harus dilaksanakan oleh sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya, sebagai upaya untuk pembentukan akhlak mulia (akhlaqul karimah) anak dan generasi muda lainnya.
Namun demikian usaha tersebut akan sis -sia bila tidak dibarengi dengan kepedulian stakeholder yang lain yaitu para orang tua, dan masyarakat. Jadi antara Sekolah ( lembaga pendidikan), orang tua dan masyarakat harus seiring sejalan dan saling membantu, mendukung tercapainya tujuan pembentukan akhlak mulia (akhlaqul karimah).
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang berkaitan dengan karakter bangsa, kini menjadi viral di masyarakat, khususnya dunia pendidikan. Beragam kejadian sosial yang muncul di masyarakat khususnya dunia pendidikan seperti siswa yang menghajar gurunya, orang tua yang menghajar seorang guru, korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, tawuran antar pelajar, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat (Balitbang Puskur, 2010: 1).
Upaya lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, atau paling tidak untuk mengurangi permasalahan di atas adalah melalui pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai upaya yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.
Sejalan dengan itu, Kementerian Pendidikan Nasional mengambil langkah-langkah yang erat kaitannya dengan hal di atas, yakni : (1) penyiapan bahan pengembangan budaya dan karakter bangsa, dan (2) penyiapan bahan pelatihan metodologi pembelajaran aktif yang menumbuhkan kreativitas dan inovasi. Kedua langkah itu dilaksanakan dengan melakukan perbaikan metodologi pembelajaran yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia (Balitbang Puskur, 2010: 1).
Sesuai dengan sifat suatu nilai, pembudayaan pendidikan budaya dan karakter bangsa hendaknya merupakan usaha bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pengimplementasiannya perlu dilakukan secara bersama-sama dan senergi oleh semua pemangku kepentingan, terutama oleh guru dan pimpinan sekolah melalui seluruh aktivitas pembelajaran di sekolah, penerapan pembiasaan di sekolah, dan senantiasa menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk menjadikan seorang anak mempunyai karakter dan akhlaqul karimah harus melanjutkan apa yang sudah dilatih, dibiasakan di sekolah yaitu orang tua dan masyarakat.
Namun pelaksanaan penanaman pendidikan karakter dan perbaikan akhlaqul karimah dalam pembelajaran ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan. Perlu usaha yang ekstra keras dan istiqomah berbagai pihak yang berkepentingan.
B. Kajian teori
1. Pendidikan Karakter
Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan/atau kelompok yang unik.
Dalam buku "Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa", pengertian istilah pendidikan dan karakter bangsa. Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang. Sedangkan Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa (Balitbang Puskur, 2010: 4).
Berdasarkan uraian di atas maka pendidikan karakter bangsa adalah usaha sadar dan terencana untuk menanamkan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak kepada peserta didik.
2. Akhlaqul karimah
Akhlaq adalah: Budi pekerti, watak, tabiat ( W.J.S. Poerwadarminta, 1982)
Karimah adalah, baik, mulia. terpuji
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan, Akhlaqul karimah berarti: Suatu usaha yang dilakukan dengan sabar, berencana, teratur serta bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian yang meliputi sikap mental atau watak, berfikir, berbicara dan tingkah laku seseorang yang baik dan mulia, dikarenakan tidak melanggar norma norma agama dan norma norma kemanusiaan yang lain serta sesuai dengan ajaran agama.
C. Pembahasan
A. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter
Menurut buku Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Depdiknas, 2010), nilai-nilai yang dikembangkan dalam Pendidikan Karakter adalah sebagai berikut:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Dengan Indikator:
-rajin beribadah
-mengucapkan do’a setiap memulai dan mengakhiri pekerjaan
-bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Alloh
-mengerjakan setiap perintah agama dan menjauhi larangannya
-menyesal setiap berbuat kesalahan dan segera memohon ampun kepada Tuhan
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Dengan Indikator:
-berkata benar (tidak bohong)
-berbuat sesuai aturan (tidak curang)
-menepati janji yang diucapkan
-bersedia menerima sesuatu atas dasar hak
-menolak pemberian yang bukan haknya
-berpihak pada kebenaran
-menyampaikan pesan orang lain dengan benar
3. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Dengan Indikator:
-patuh pada setiap peraturan yang berlaku
-patuh pada etika sosial/masyarakat setempat
-menolak setiap ajakan untuk melanggar hokum
-dapat mengendalikan diri dari perbuatan tercela
-hemat dalam menggunkan uang dan barang
-menyelesaikan tugas tepat waktu
-meletakkan sesuatu pada tempatnya
-dapat menyimpan rahasia
4. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Dengan Indikator:
-bersedia mendengarkan pendapat orang lain
-menghargai perbedaan pendapat
-tidak memaksakan kehendak pd org lain
-toleran dalam bnermusyawarah/ diskusi
-bersedia melaksanakan setiap keputusan bersama
-menghargai kritikan dari orang lain
-membuat keputusan yang adil
5. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Dengan Indikator:
-Dapat menyelesaikan masalah
-Menciptakan karya
6. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Dengan Indikator:
-Percaya diri
-Berusaha keras
7. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Dengan Indikator:
-Bisa diskusi
-Bisa bermusyawarah
-Menghargai pendapat orang lain
8. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Dengan Indikator
Mau bertanya
Mau mencoba
Mau mengeluarkan pendapat
Bisa membuat keputusan
9. Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Dengan Indikator:
-Mendahulukan kepentingan orang lain
-Menjaga keamanan
-menjaga ketertiban
10. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Dengan Indikator:
-merasa bangga sebagai orang yang bertanah air Indonesia
-bersedia membela tanah air untuk kejayaan bangsa
-peduli terhadap rusaknya hutan/lingkungan di tanah air
-bersedia memelihara lingkungan dan melindungi flora fauna Indonesia
-dapat menyimpan rahasia negara
-mau hidup dimanapun di wilayah Negara kesatuan Indonesia
11. Menghargai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Dengan Indikator:
-mengucapkan terima kasih atas pemberian atau bantuan orang lain
-santun dalam setiap kontak sosial
-menghormati pemimpin dan orang tua
-menghormati symbol-simbol negara
-tidak mencela hasil karya orang lain
-memanfaatkan waktu sebaik mungkin
-tidak mengganggu orang yang beribadah sesuai dengan agamanya
-menerima orang lain apa adanya
12. Bersahabat, Gotong royong
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Dengan Indikator:
-memahami bahwa kerja sama merupakan kekuatan
-memahami hasil kerja sama adalah untuk kebaikan bersama
-dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga untuk kepentingan bersama
-dapat melaksanakan pekerjaan bersama dengan cara yang menyenangkan
-bantu-membantu demi kepentingan umum
-bersedia secara bersama-sama membantu orang lain
-bersedia secara bersama-sama membela kebenaran
-dapat bekerja sama denga giat dalam setiap kelompok kerja
13. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Dengan Indikator :
-Mau minta maaf
-Mau mengalah (mengalah bukan berarti kalah)
14. Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Dengan Indikator:
-gemar membaca
-belajar dengan sungguh-sungguh
-mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan sebaik mungkin
-berupaya mendapat hasil yang terbaik
-senang dalam kegiatan yang bersifa kompetitif
-tidak cepat menyerah mengerjakan sesuatu yang mengandung tantangan
-memiliki komitmen kuat dalam berkarya
-menjaga diri hidup sehat
-gemar membaca dan menulis
15. Peduli Sosial/Rela berkorban
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Dengan Indikator:
-mau mendengarkan orang lain berbicara
-mau membantu org lain yang kena musibah
-ikhlas membantu orang lain
-bersedia menyumbang dana kemanusiaan
-rela memberi fasilitas kepada orang lain
-mau memperjuangkan kepentingan orang lain walaupun mengandung resiko.
16. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan Indikator:
-menyelesaikan setiap pekerjaan yang dibebankan sampai tuntas
-tidak mencari-cari kesalahan orang lain
-berani menanggung rsiko terhadap perbuatan yang dilakukan
-bersedia menerima pujian atau celaan atas perbuatan yang dilakukan
-berbicara dan berbuat secara terus terang
-melaksanakan setiap keputusan yang telah diambil
Karakter seseorang beriringan dengan akhlaq seseorang. Seseorang yang berkarakter religius secara otomatis dia akan rajin beribadah, mengucapkan do’a setiap memulai dan mengakhiri pekerjaan, bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Alloh, mengerjakan setiap perintah agama dan menjauhi larangannya, menyesal setiap berbuat kesalahan dan segera memohon ampun kepada Tuhan
begitu pula dengan karakter karakter yang lain, apabila melekat pada seseorang maka kemungkinan terbesar akhlaq orang tersebut juga akan baik dan sesuai dengan norma yang ada serta sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional, yang menjadi harapan kita semua.
B. Masalah yang berkaitan dengan akhlaq meliputi:
1. Akhlaq manusia terhadap Al Khaliq ( pencipta)
Mengimani-Nya/ mempercayai-Nya, Membenarkan kabar dan berita berita, Perintah-Nya, dan menjauhi larangannya, Sabar dan tawakal kepada-Nya, ikhlas, bersyukur, berbaik sangka pada-Nya, selalu mengingat-Nya.
2. Akhlaq manusia terhadap dirinya sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa, jangan membuat tubuh kita menderita.
- 1. Berakhlak terhadap jasmani.
b. Menjaga makan minumnya.
c. Tidak mengabaikan latihan jasmaninya
d. Rupa diri, Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik. Islam tidak pernah mengizinkan budaya tidak senonoh, compang-camping, kusut, dan hal lain yang mencerminkan tidak menghargai dirinya.
- 2. Berakhlak terhadap akalnya
b. Penguasaan ilmu
c. menggunakan akalnya untuk kebaikan
- 3. Berakhlak Terhadap Jiwa
a. Bertaubat dan minta ampunan
b. Bermuqarabah/mendekatkan diri
c. Bermuhasabah/introspeksi dir
d. Bermujahadah/menahan nafsu
e. Memperbanyak ibadah
f. Menghadiri majlis Iman
Menahan diri dari menyakiti orang lain (baik dengan lisan ataupun dengan perbuatannya) berderma dan bermuka manis. Menahan diri dari menyakiti orang lain yaitu menyakiti fisik, harta ataupun kehormatannya., Sopan, santun, menghargai, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda.
4. Akhlaq manusia terhadap alam lingkungan ( Achmadi, 1992).
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada penciptaan suasana yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa kesegaran, kenyamanan hidup, klestariannya, tanpa membuat kerusakan dan polusi sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri, memelihara dan melindungi hewan, penanaman pohon dan penghijauan,
C. Faktor Penghambat Pembentukan Akhlaqul Karimah
1. Orang Tua
Orang tua merupakan faktor yang sangat berperan sekali dalam pembentukan akhlaqul karimah, Orang tua akan menjadi contoh dan tauladan bagi anak anaknya. Bagaimana anaknya akan melaksanakan sholat kalau orang tuanya tidak sholat, bagaimana anak akan mengaji, taat beribadah, kalau orang tuanya tidak pernah berangkat pengajian, kajian dan beribadah. Terkadang malah banyak sekali anak yang dipercayakan pada kakek, nenek, bibi, paman atau yang lainnya, karena orang tuanya merantau keluar kota atau kel luar negeri. Sementara anaknya dirumah tidak ada yang memperhatikan masalah sikap, akhlaq, kebiasaan, sopan santun. Yang diperhatikan oleh pengasuhnya hanyalah yang bersifat fisik belaka, sementara yang bersipat rohani dan batiniyah terabaikan.
2. Lingkungan
Lingkungan oleh sebagian orang tua terkadang tidak begitu diperhatikan, padahal lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan akhlaq anak. Jika anak dibesarkan dalam keluarga senantiasa terdidik dalam lingkungan yang tidak ada akhlaq yang baik, maka kepribadiannya akan terbentuk dengan warna yang tidak berakhlaq baik dan anak tumbuh dalam suasana yang jauh dari nilai-nilai kesopanan, tabiat, akhlaq, maka jelas kelak dia akan tumbuh menjadi anak yang tidak bermoral. Na'udzubillah min dzalik.
3. Kemajuan Tekhnologi
kemajuan tekhnologi merupakan tantangan bagi generasi muda sedunia.Tayangan dan Informasi yang disebarkan lewat aneka media massa, terutama Internet, televisi, VCD/ CD, radio, majalah, tabloid, koran,dan buku-buku yang merusak akhlak. Kalau mereka para konsumen dunia maya tidak punya filter yang kuat dan ampuh maka jelas mereka akan menelan apa yang dilihat, didengarnya begitu saja. Sungguh suatu ancaman yang sangat berbahaya bagi akhlaq manusia.
D. Penutup
Akhirnya mari kita berusaha sekuat tenaga dalam membentuk anak anak kita, menjadi anak anak yang berkarakter sehingga menjadi anak yang berakhlaqul karimah. Dengan begitu anak kita insya Allah akan menjadi aset akherat bagi kita (para orang tua). Aset yang sangat berharga dan akan menjadi ladang amal dan pahala bagi kita di akherat nanti. aamiin.
Referensi:
Balitbang Puskur. 2010. Konsep Pelatihan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Depdiknas, 2010 Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta : Depdiknas Sumber https://www.anekapendidikan.com/
0 Response to "Penanaman Karakter Sebagai Upaya Pembentukan Akhlak Mulia Aset Akherat"
Post a Comment