Sidik Jari Pertama Digunakan Oleh Police
Sidik Jari Pertama Digunakan Oleh Police
Sidik jari merupakan guratan-guratan tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan tanpa sengaja pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Walaupun kelihatannya sepele dan tak berguna, Tapi sebenarnya sidik jari merupakan ciri khusus manusia satu dengan manusia lainnya, karena sidik jari manusia yang satu dengan manusia lainnya adalah tidak ada yang sama guratan-guratannya. Memeng kalau kita lihat dengan mata telanjang akan kelihatan sama, tapi kalau kita lihat dengan ilmu khusus yang mempelajari soal sidik jari (Daktiloskopi), mata dan peralatan seorang detektif dan infestigator melalui metode dan sistem pembacaan sensor sidik jari, maka sidik jari menjadi salah satu cara bagi para polisi untuk mencari pelaku kejahatan dan kriminal.
Sidik jari pertama kali digunakan sebagai metode pengidentifikasian tindakan kriminal di Argentina. Pada tahun 1892, Inspektur Alvarez dari satuan kepolisian di La Plata, Argentina yang menyelesaikan kasus pembunuhan brutal terhadap dua anak dengan cara mengidentifikasi sidik jari yang tercetak jelas akibat darah yang berceceran di kediaman dan tubuh Korna. ternyata pembunuhnya adalah ibunya yang bernama Francisca Rojas yang mengakui sebagai pembunuh setelah sidik jarinya sesuai dengan sidik jari yang ditemukan di pintu rumah mereka.
Namun sebenarnya penggunaan sidik jari pencetakan dalam pekerjaan detektif, sesungguhnya sudah dimulai sejak tahun 30 tahun sebelumnya atau sekitar tahun 1858, William Herchel, seorang pegawai sipil asal Inggris yangbekerja di India, terkesan dengan seorang pekerja bangunan yang buta huruf berhasil membuat suatu kontrak kerja yang sangat penting itu dengan pembuatan sidik jari dari seluruh telapak tangannya. Pada saat pemeriksaan kontrak itu selanjutnya.
Herchel memperlihatkan garis-garis karakteristik yang tercetak. Sungguh mengagumkan, Ia mulai mengumpulkan sidik jari dari setiap orang yang dikenalnya. Ia akhirnya segera mendapatkan penemuan penting. Setiap sidik jari seseorang adalah unik dan sidik jari tetap ada sepanjang hidup mereka.
Pada tahun 1880, Herchel menemukan sebuah laporan di dalam jurnal Nature, yang menguatkan penemuannya. Seorang misionaris Skotlandia yang bekerja di Jepang, Dr Henry Faulds mengamati bahwa selama berabad-abad penduduk lokal sudah menggunakan sidik jari sebagai tanda tangan. Ciri khas sidik jari dan penemuan keringat dari pori-pori di atas ujung jari menunggalkan suatu cetakan yang jelas seperti semua yang ditinggalkan oleh suatu telapak tangan yang berlumuran darah atau dilumuri tinta. Faulds mengusulkan agar polisi mencari sidik jari dalam setiap peristiwa kejahatan/kriminal.
Dari penemuan Herchel dan Faulds pada tahun 1888, ketika metode penyelidikan tentang identifikasi tindak kejahatan/kriminal, seorang ilmuwan terkenal dari Inggris bernama, Sir Francis galton mengingat klaim yang dibuat oleh Herchel dan Faulds dan menjadi suatu penganjur dari sidik jari. Pada tahun 1896Edward Hendry, waktu itu menjabat sebagai Inspektur Jenderal dari kepolisian Bengal, India, memperkenalkan suatu sistem klasifikasi terhadap metode sidik jari. pada tahun 1901, Sistem ini disebut Galton-Hendry yang telah diadopsi oleh Scotland Yard. Pada sekitar tahun 1920-an setelah J Edgar Hoover mengambil tanggung jawab atas biro Investigasi Federal di Amerika Serikat ( Federal Bureau Of Investigation) FBI menyatakan bahwa sistem sidik jari secara efektif mulai digunakan di Amerika.
Selanjutnya dikenallah dactyloscopy, yaitu ilmu penggunaan sidik jari sebagai alat identifikasi yang sangat diperlukan pelaksana hukum .
Ada beberapa metode pendeteksi atau pengenalan sidik jari laten yang dikenal sejauh ini.
1. Bubuk dan selotip
2. Sikat Magna
3. Metode uap cyanoacrylate
4. Ninhydrin
5. Uap yodium
Termasuk didalamnya adalah membersihkan jari dengan bensin, mengeringkannya, kemudian menggulingkannya ke permukaan gelas yang telah dilapisi tinta cetak. Selanjutnya jari-jari itu dengan hati-hati di tempelkan ke kartu hingga menghasilkan cetakan abu-abu terang dengan jarak antara guratan terbaca jelas sehingga bisa dihitung dan dilacak. Selanjutnya sidik jari laten itu difoto atau diangkat dengan selotip untuk disimpan sebagai bukti. Sumber https://www.anekapendidikan.com/
Sidik jari merupakan guratan-guratan tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan tanpa sengaja pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Walaupun kelihatannya sepele dan tak berguna, Tapi sebenarnya sidik jari merupakan ciri khusus manusia satu dengan manusia lainnya, karena sidik jari manusia yang satu dengan manusia lainnya adalah tidak ada yang sama guratan-guratannya. Memeng kalau kita lihat dengan mata telanjang akan kelihatan sama, tapi kalau kita lihat dengan ilmu khusus yang mempelajari soal sidik jari (Daktiloskopi), mata dan peralatan seorang detektif dan infestigator melalui metode dan sistem pembacaan sensor sidik jari, maka sidik jari menjadi salah satu cara bagi para polisi untuk mencari pelaku kejahatan dan kriminal.
Sidik jari pertama kali digunakan sebagai metode pengidentifikasian tindakan kriminal di Argentina. Pada tahun 1892, Inspektur Alvarez dari satuan kepolisian di La Plata, Argentina yang menyelesaikan kasus pembunuhan brutal terhadap dua anak dengan cara mengidentifikasi sidik jari yang tercetak jelas akibat darah yang berceceran di kediaman dan tubuh Korna. ternyata pembunuhnya adalah ibunya yang bernama Francisca Rojas yang mengakui sebagai pembunuh setelah sidik jarinya sesuai dengan sidik jari yang ditemukan di pintu rumah mereka.
Namun sebenarnya penggunaan sidik jari pencetakan dalam pekerjaan detektif, sesungguhnya sudah dimulai sejak tahun 30 tahun sebelumnya atau sekitar tahun 1858, William Herchel, seorang pegawai sipil asal Inggris yangbekerja di India, terkesan dengan seorang pekerja bangunan yang buta huruf berhasil membuat suatu kontrak kerja yang sangat penting itu dengan pembuatan sidik jari dari seluruh telapak tangannya. Pada saat pemeriksaan kontrak itu selanjutnya.
Herchel memperlihatkan garis-garis karakteristik yang tercetak. Sungguh mengagumkan, Ia mulai mengumpulkan sidik jari dari setiap orang yang dikenalnya. Ia akhirnya segera mendapatkan penemuan penting. Setiap sidik jari seseorang adalah unik dan sidik jari tetap ada sepanjang hidup mereka.
Pada tahun 1880, Herchel menemukan sebuah laporan di dalam jurnal Nature, yang menguatkan penemuannya. Seorang misionaris Skotlandia yang bekerja di Jepang, Dr Henry Faulds mengamati bahwa selama berabad-abad penduduk lokal sudah menggunakan sidik jari sebagai tanda tangan. Ciri khas sidik jari dan penemuan keringat dari pori-pori di atas ujung jari menunggalkan suatu cetakan yang jelas seperti semua yang ditinggalkan oleh suatu telapak tangan yang berlumuran darah atau dilumuri tinta. Faulds mengusulkan agar polisi mencari sidik jari dalam setiap peristiwa kejahatan/kriminal.
Dari penemuan Herchel dan Faulds pada tahun 1888, ketika metode penyelidikan tentang identifikasi tindak kejahatan/kriminal, seorang ilmuwan terkenal dari Inggris bernama, Sir Francis galton mengingat klaim yang dibuat oleh Herchel dan Faulds dan menjadi suatu penganjur dari sidik jari. Pada tahun 1896Edward Hendry, waktu itu menjabat sebagai Inspektur Jenderal dari kepolisian Bengal, India, memperkenalkan suatu sistem klasifikasi terhadap metode sidik jari. pada tahun 1901, Sistem ini disebut Galton-Hendry yang telah diadopsi oleh Scotland Yard. Pada sekitar tahun 1920-an setelah J Edgar Hoover mengambil tanggung jawab atas biro Investigasi Federal di Amerika Serikat ( Federal Bureau Of Investigation) FBI menyatakan bahwa sistem sidik jari secara efektif mulai digunakan di Amerika.
Selanjutnya dikenallah dactyloscopy, yaitu ilmu penggunaan sidik jari sebagai alat identifikasi yang sangat diperlukan pelaksana hukum .
Ada beberapa metode pendeteksi atau pengenalan sidik jari laten yang dikenal sejauh ini.
1. Bubuk dan selotip
2. Sikat Magna
3. Metode uap cyanoacrylate
4. Ninhydrin
5. Uap yodium
Termasuk didalamnya adalah membersihkan jari dengan bensin, mengeringkannya, kemudian menggulingkannya ke permukaan gelas yang telah dilapisi tinta cetak. Selanjutnya jari-jari itu dengan hati-hati di tempelkan ke kartu hingga menghasilkan cetakan abu-abu terang dengan jarak antara guratan terbaca jelas sehingga bisa dihitung dan dilacak. Selanjutnya sidik jari laten itu difoto atau diangkat dengan selotip untuk disimpan sebagai bukti. Sumber https://www.anekapendidikan.com/
0 Response to "Sidik Jari Pertama Digunakan Oleh Police"
Post a Comment