Empat Kesultanan Islam Di Bumi Maluku Utara (Maluku Kie Raha)
Sahabat, pernahkah anda membaca sejarah Kepulauan Rempah-Rempah karya M. Adnan Amal, Pemberontakan Nuku Karya Muridan Widjojo, atau Mengenal Kesultanan Tidore karya putra daerah Maswin M. Rahman, dan masih banyak lagi karya-karya lainnya mengenai masyarakat, budaya, social, dan geografi Maluku Utara. Sahabat, dalam sebuah literatur disebutkan bahwa nama Maluku diambil dari bahasa Arab, yaitu “Jazirah Al-Mamluk” yang artinya “Kepualaun Sultan-Sultan”. Karena memang demikian kenyataannya bahwa Propinsi Maluku Utara yang dikenal dengan nama Maluku Utara sebagai Ikonnya, terdiri dari Kesultanan Tidore, Ternate, Jailolo (dulu ibu kotanya di pulau Moti), Bacan (dulu ibu kotanya di Pulau Makian). Berikut keempat Kesultanan tersebut:
1. Kesultanan Tidore
Kesultanan yang wilayah kekuasaan terbentang dari Seram (Propinsi Maluku) hingga Papua ini merupakan Kesultanan Maluku Terbesar dan tertua di kepulauan Maluku (menurut sejarah lisan para tetua dan buku karya Maswin M. Rahman dan Juga lihat Buku Pemberontak Nuku, tapi hal berbeda sahabat bisa temukan di buku Kepulauan Rempah-Rempah karya M. Adnan Amal). Pulau Tidore sekarang secara administrasi kenegaraan RI, menjadi Kota Tidore kepulauan, yang telah berpisah dengan wilayahnya yang lain di NKRI. Berdasarkan buku Mengenal Kesultanan Tidore, bahwa keberadaan Kota Tidore mulai terkuak sejak Sultan Ciriliyati naik tahta pada tahun 1495-1512 (penguasa Tidore pertama yang menggunakan gelar Sultan). Akan tetapi sebelum itu terdapat sepuluh penguasa tidore yang bergelar Kolano. Tidak diketahui pasti kapan Keultanan Tidore berdiri. Penguasa Tidore pertama bernama Kolano Syahjati alias Muhammad Nakel, sedangkan sultan yang terkenal bernama Sultan Syaedul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El-Mabus Kaicil Paparangan Jou Barakati alias Sultan Nuku, sulta inilah yang dianggkat menjadi pahlawan nasional oleh pemerintah RI.
2. Kesultanan Ternate
Dalam catatan buku Kepulauan Rempah-Rempah, KeSultann Ternate Berdiri pada tahun 1257, ketika Masur Malamo (1257-1272) dilantik menjadi Sultan Pertama Kesultanan Ternate. Kesultanan Ternate merupakan salah satu Kesultanan terbesar di Maluku dengan wilayah ekspansi yang terbentang dari Sulawesi Utara, Tengah, Tenggara, Kep Sula, Ambon, Buru. Sultan Ternate yang terkenal adalah Sultan Babullah, yang sekarang namanya diabadikan sebagai nama salah satu perguruan Negeri di Kota Ternate. Secara administrasi kenegaraan Republik Indonesia, pulau ternate memisahkan dirinya dengan wilayahnya.
3. Kesultanan Jailolo
Kesultanan yang dulu ibu kotanya di pulau Moti tersebut, dalam catatan buku Kepulauan Rempah-rempah tidak diketahui pasti kapan Kesultanan Jailolo Berdiri. Hal ini karena beberapa factor, misalnya tradisi iterasi di Maluku Utara yang paling kuat di masyarakat adalah tradisi lisan. Dalam Maswin M. Rahman, menuturkan bahwa pendiri Kesultanan Jailolo adalah DaSultanti. Kesultanan Jailolo tidak memiliki seorang Sultan yang menjadi symbol kebesaranya (catatan Kompas) seperti Kesultanan Tidore (Nuku) dan Ternate (Babullah). Saat ini Jailolo dalam administrasi kenegaraan Republik Indonesia menjadi ibu kota kabupaten Halmahera Barat.
4. Kesultanan Bacan
Kesultanan yang dulunya beribu kota di pulau Makianj tersebut merupakan salah satu dari keempat Kesultanan di Maluku Utara, yang juga dikenal dengan Maluku Kie Raha (Maluku Empat Kesultanan). Dalam catatan di buku Kepulauan Rempah-rempah, M Adnan Amal mengukapkan bahwa Kesultanan Bacan Berdiri pada tahun 1322. Sultan pertama Kesultanan Bacan adalah Kaicil Buka. Saat ini Pulau Bacan menjadi Ibu Kota kabupaten Halmahera Selatan, dan merupakan Kabupaten yang wilayahnya terbesar di Propinsi Maluku Utara. Sedangkan untuk wilayah ekspansinya, Kesultanan Bacan memiliki wilayah yang tidak begitu luas seperti Tidore dan Ternate. Kesultanan Bacan juga tidak memiliki Sultan yang menjadi symbol kebesaran Kesultanan Bacan.
1. Kesultanan Tidore
Image source Google.com |
Kesultanan yang wilayah kekuasaan terbentang dari Seram (Propinsi Maluku) hingga Papua ini merupakan Kesultanan Maluku Terbesar dan tertua di kepulauan Maluku (menurut sejarah lisan para tetua dan buku karya Maswin M. Rahman dan Juga lihat Buku Pemberontak Nuku, tapi hal berbeda sahabat bisa temukan di buku Kepulauan Rempah-Rempah karya M. Adnan Amal). Pulau Tidore sekarang secara administrasi kenegaraan RI, menjadi Kota Tidore kepulauan, yang telah berpisah dengan wilayahnya yang lain di NKRI. Berdasarkan buku Mengenal Kesultanan Tidore, bahwa keberadaan Kota Tidore mulai terkuak sejak Sultan Ciriliyati naik tahta pada tahun 1495-1512 (penguasa Tidore pertama yang menggunakan gelar Sultan). Akan tetapi sebelum itu terdapat sepuluh penguasa tidore yang bergelar Kolano. Tidak diketahui pasti kapan Keultanan Tidore berdiri. Penguasa Tidore pertama bernama Kolano Syahjati alias Muhammad Nakel, sedangkan sultan yang terkenal bernama Sultan Syaedul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El-Mabus Kaicil Paparangan Jou Barakati alias Sultan Nuku, sulta inilah yang dianggkat menjadi pahlawan nasional oleh pemerintah RI.
2. Kesultanan Ternate
Image source Google.com |
Dalam catatan buku Kepulauan Rempah-Rempah, KeSultann Ternate Berdiri pada tahun 1257, ketika Masur Malamo (1257-1272) dilantik menjadi Sultan Pertama Kesultanan Ternate. Kesultanan Ternate merupakan salah satu Kesultanan terbesar di Maluku dengan wilayah ekspansi yang terbentang dari Sulawesi Utara, Tengah, Tenggara, Kep Sula, Ambon, Buru. Sultan Ternate yang terkenal adalah Sultan Babullah, yang sekarang namanya diabadikan sebagai nama salah satu perguruan Negeri di Kota Ternate. Secara administrasi kenegaraan Republik Indonesia, pulau ternate memisahkan dirinya dengan wilayahnya.
3. Kesultanan Jailolo
Image source Google.com |
Kesultanan yang dulu ibu kotanya di pulau Moti tersebut, dalam catatan buku Kepulauan Rempah-rempah tidak diketahui pasti kapan Kesultanan Jailolo Berdiri. Hal ini karena beberapa factor, misalnya tradisi iterasi di Maluku Utara yang paling kuat di masyarakat adalah tradisi lisan. Dalam Maswin M. Rahman, menuturkan bahwa pendiri Kesultanan Jailolo adalah DaSultanti. Kesultanan Jailolo tidak memiliki seorang Sultan yang menjadi symbol kebesaranya (catatan Kompas) seperti Kesultanan Tidore (Nuku) dan Ternate (Babullah). Saat ini Jailolo dalam administrasi kenegaraan Republik Indonesia menjadi ibu kota kabupaten Halmahera Barat.
4. Kesultanan Bacan
Image source Google.com |
Kesultanan yang dulunya beribu kota di pulau Makianj tersebut merupakan salah satu dari keempat Kesultanan di Maluku Utara, yang juga dikenal dengan Maluku Kie Raha (Maluku Empat Kesultanan). Dalam catatan di buku Kepulauan Rempah-rempah, M Adnan Amal mengukapkan bahwa Kesultanan Bacan Berdiri pada tahun 1322. Sultan pertama Kesultanan Bacan adalah Kaicil Buka. Saat ini Pulau Bacan menjadi Ibu Kota kabupaten Halmahera Selatan, dan merupakan Kabupaten yang wilayahnya terbesar di Propinsi Maluku Utara. Sedangkan untuk wilayah ekspansinya, Kesultanan Bacan memiliki wilayah yang tidak begitu luas seperti Tidore dan Ternate. Kesultanan Bacan juga tidak memiliki Sultan yang menjadi symbol kebesaran Kesultanan Bacan.
0 Response to "Empat Kesultanan Islam Di Bumi Maluku Utara (Maluku Kie Raha)"
Post a Comment