Keteladanan Guru Penentu Keberhasilan Pendidikan Karakter
Keteladanan Guru Penentu Keberhasilan Pendidikan Karakter
Ketika seorang anak lahir dan tumbuh di lingkungan orang yang mengajarinya berbuat tidak baik , maka ia akan tumbuh menjadi orang berbuat tidak baik. Ketika seorang anak lahir dan tumbuh di lingkungan orang yang mengajarinya berbuat baik maka insyaAllah dia akan tumbuh dan selalu berbuat baik. Karena naluri seorang anak adalah meniru dan mencontoh apa yang dilihatnya. Begitu besar pengaruh lingkungan terhadap perkembangan kepribadian dan akhlak seseorang, sehingga keteladanan guru sangat penting bagi anak didiknya.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 UU tersebut dinyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Karakter adalah watak yang terbentuk dari nilai, moral, dan norma yang mendasari cara pandang, berfikir, sikap, dan cara bertindak seseorang serta yang membedakan dirinya dari orang lainnya. Nilai nilai tersebut harus ada dalam pribadi seorang guru, dan dilaksanakan agar dapat diteladani oleh anak didiknya.
Pendidikan karakter akan berhasil apabila stakeholder saling mendukung dan bekerjasama, yaitu:
1. guru
2. orang tua, dan
3. lingkungan pembentuk karakter itu sendiri.
Keteladanan seorang guru menjadi salah satu penentu keberhasilan pendidikan karakter bangsa. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak didik terutama anak usia Sekolah Dasar termasuk pada tahap perkembangan operasi konkret. Dari teori tersebut jelas bahwa seorang anak didik belajar dari apa yang dilihat dengan mata dan nyata dilakukan oleh gurunya.
Dunia pendidikan identik dengan seorang guru. Guru dalam istilah jawa, "digugu dan ditiru". Seorang guru dia menjadi publik figur seorang siswa. Seorang siswa akan meniru dan mencontoh apa yang dilakukan seorang guru.
Guru sebagai pendidik sekaligus sebagai orang tua bagi anak didiknya sudah sepantasnya memberikan lingkungan yang baik bagi siswa siswinya. salah satunya dengan memberikan keteladanan. Keteladanan menjadi cara yang efektif untuk mendidik siswa siswi, karena dengan keteladanan, seorang guru tidak perlu berbicara panjang lebar untuk menjelaskan suatu hal. Dengan keteladanan seorang anak didik bisa menilai kemudian membandingkan dan melaksanakannya.
Menurut Al-Ghozali salah satu kewajiban seorang guru adalah "dia harus melakukan terlebih dahulu apa yang akan diajarkannya". Ilmu dapat kita pelajari dengan akal (batin), sedangkan amal dapat disaksikan dengan mata (lahir). Maka seorang guru sebagai sosok yang diunggulkan oleh anak didik atau bahkan oleh seluruh lapisan masyarakat jangan sampai melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan apa yang diajarkannya.
Menurut Al-Ghozali guru diibaratkan sebatang tongkat dan anak didiknya adalah bayangannya, dimaksudkan bahwa bagaimana mungkin bayangan tongkat tersebut lurus jika tongkatnya bengkok.
Karena itu seoraang guru hendaklah menyadari, betapa dirinya sangat mulia. Tanpa guru yang baik bagaimana seorang anak didik bisa menjadi pribadi yang utuh. Seorang guru merupakan publik figur yang perilakunya senantiasa menjadi contoh dan ditiru oleh anak didiknya, baik dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah (masyarakat). Profesi guru yang telah dipilihnya jadikanlah lahan amal yang tidak akan putus sampai akherat. Guru sudah sepatutnya senantiasa memberikan teladan yang baik bagi para anak didiknya dimanapun berada.
Semoga seorang guru bisa melaksanaka tugasnya dengan baik dan selalu diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sumber https://www.anekapendidikan.com/
Ketika seorang anak lahir dan tumbuh di lingkungan orang yang mengajarinya berbuat tidak baik , maka ia akan tumbuh menjadi orang berbuat tidak baik. Ketika seorang anak lahir dan tumbuh di lingkungan orang yang mengajarinya berbuat baik maka insyaAllah dia akan tumbuh dan selalu berbuat baik. Karena naluri seorang anak adalah meniru dan mencontoh apa yang dilihatnya. Begitu besar pengaruh lingkungan terhadap perkembangan kepribadian dan akhlak seseorang, sehingga keteladanan guru sangat penting bagi anak didiknya.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 UU tersebut dinyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Karakter adalah watak yang terbentuk dari nilai, moral, dan norma yang mendasari cara pandang, berfikir, sikap, dan cara bertindak seseorang serta yang membedakan dirinya dari orang lainnya. Nilai nilai tersebut harus ada dalam pribadi seorang guru, dan dilaksanakan agar dapat diteladani oleh anak didiknya.
Pendidikan karakter akan berhasil apabila stakeholder saling mendukung dan bekerjasama, yaitu:
1. guru
2. orang tua, dan
3. lingkungan pembentuk karakter itu sendiri.
Keteladanan seorang guru menjadi salah satu penentu keberhasilan pendidikan karakter bangsa. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak didik terutama anak usia Sekolah Dasar termasuk pada tahap perkembangan operasi konkret. Dari teori tersebut jelas bahwa seorang anak didik belajar dari apa yang dilihat dengan mata dan nyata dilakukan oleh gurunya.
Dunia pendidikan identik dengan seorang guru. Guru dalam istilah jawa, "digugu dan ditiru". Seorang guru dia menjadi publik figur seorang siswa. Seorang siswa akan meniru dan mencontoh apa yang dilakukan seorang guru.
Guru sebagai pendidik sekaligus sebagai orang tua bagi anak didiknya sudah sepantasnya memberikan lingkungan yang baik bagi siswa siswinya. salah satunya dengan memberikan keteladanan. Keteladanan menjadi cara yang efektif untuk mendidik siswa siswi, karena dengan keteladanan, seorang guru tidak perlu berbicara panjang lebar untuk menjelaskan suatu hal. Dengan keteladanan seorang anak didik bisa menilai kemudian membandingkan dan melaksanakannya.
Menurut Al-Ghozali salah satu kewajiban seorang guru adalah "dia harus melakukan terlebih dahulu apa yang akan diajarkannya". Ilmu dapat kita pelajari dengan akal (batin), sedangkan amal dapat disaksikan dengan mata (lahir). Maka seorang guru sebagai sosok yang diunggulkan oleh anak didik atau bahkan oleh seluruh lapisan masyarakat jangan sampai melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan apa yang diajarkannya.
Menurut Al-Ghozali guru diibaratkan sebatang tongkat dan anak didiknya adalah bayangannya, dimaksudkan bahwa bagaimana mungkin bayangan tongkat tersebut lurus jika tongkatnya bengkok.
Karena itu seoraang guru hendaklah menyadari, betapa dirinya sangat mulia. Tanpa guru yang baik bagaimana seorang anak didik bisa menjadi pribadi yang utuh. Seorang guru merupakan publik figur yang perilakunya senantiasa menjadi contoh dan ditiru oleh anak didiknya, baik dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah (masyarakat). Profesi guru yang telah dipilihnya jadikanlah lahan amal yang tidak akan putus sampai akherat. Guru sudah sepatutnya senantiasa memberikan teladan yang baik bagi para anak didiknya dimanapun berada.
Semoga seorang guru bisa melaksanaka tugasnya dengan baik dan selalu diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sumber https://www.anekapendidikan.com/
0 Response to "Keteladanan Guru Penentu Keberhasilan Pendidikan Karakter"
Post a Comment