Kaum Muslimin Jangan Terlena Oleh Dunia Karena Tujuan Akhir Adalah Akherat Ingat Ajalmu

Kaum Muslimin Jangan Terlena Oleh Dunia Karena Tujuan Akhir Adalah Akherat "Ingat Ajalmu"
Lihat dan resapilah dalam-dalam memang faktanya saat ini sudah hadir di tengah-tengah kita. Nggak bisa dipungkiri bahwa banyak di antara manusia yang sangat mengagung-agungkan hartanya, kekayaannya, kecantikannya, kegagaannya, kekuasaannya. Mereka bekerja siang malam, panas hujan, jungkir balik, badai petir, angin kencang Mereka tetap bekerja seakan mereka akan mengumpulkan harta, benda dan kekayaan lainnya sebanyak mungkin, sampai lupa akan waktu beribadah pada Allah. "Na'udzubillah min dzaalik".
Kaum Muslimin Jangan Terlena Oleh Dunia Karena Tujuan Akhir Adalah Akherat  Kaum Muslimin Jangan Terlena Oleh Dunia Karena Tujuan Akhir Adalah Akherat Ingat Ajalmu
Sadarkah engkau wahai manusia. Bahwa semua makhluk hidup di dunia ini pasti akan mati. Kematian adalah sesuatu yang pasti menimpa siapapun manusia di dunia, yang mukminnya ataupun yang munafik atau yang kafirnya, ulamanya ataupun kaum awamnya, lelaki ataupun perempuannya, yang mudanya ataupun yang tuanya, kaum kayaknya ataupun miskinnya, golongan pejabat ataupun rakyat jelatanya dan selainnya, niscaya mereka semuanya akan mengalami kematian.

 كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imrân/3: 185]

مَا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَ مَا يَسْتَئْخِرُونَ

 Tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan(nya). [QS al-Hijr/ 15: 5].

 قُلْ إِنَّ اْلمـَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ اْلغَيْبِ وَ الشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكَمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Katakanlah, Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya, sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada Allah, Yang mengetahui keghaiban dan yang nyata. Lalu Ia akan beritakan kepada kalian apa yang kalian telah kerjakan. [QS. Al-Jumu’ah/62: 8].

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ اْلمـَوْتُ وَ لَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. [QS. An-Nisa’/ 4: 78].

Perhatikanlah ayat-ayat Allah SWT di atas. Itu nyata terjadi pada pendahulu-pendahulu kita, Buyut, Kakek, Nenek, Ayah, Ibu, Kakak, Adik dan Kita juga akan seperti Mereka yang telah mati dan meninggalkan dunia ini.

Ingatlah perjalanan kita hanya akan berakhir bila kita sudah sampai pada salah satu tempat yaitu Syurga atau Neraka. Disitulah berakhir perjalanan kita.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا لِيْ وَلِلدُّنْيَا؟ مَا أَنَا وَالدُّنْيَا؟! إِنَّمَا مَثَلِيْ وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ ظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

Apalah artinya dunia ini bagiku?! Apa urusanku dengan dunia?! Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan dunia ini ialah seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon, ia istirahat (sesaat) kemudian meninggalkannya.

Hidup di dunia ini hanyalah tempat istirahat sementara. Seseorang yang dalam perjalanan mengalami kelelahan maka beristirahatlah untuk sementara untuk sekedar minum dan menghilangkan rasa lelah. Selanjutnya ia akan segera melanjutkan perjalanannya. Begitulah seharusnya kita menjalani hidup di dunia ini, Kita jangan sampai terlena dan tertipu dengan kenikmatan sesaat di dunia ini, karena dunia ini bukanlah tujuan akhir kita.

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah  berkata dalam khutbahnya, “Sesungguhnya dunia bukan negeri yang kekal bagi kalian karena Allâh telah menetapkan kehancuran bagi dunia dan memutuskan bahwa penghuninya akan pergi. Betapa banyak bangunan yang kokoh tidak lama kemudian hancur atau roboh dan betapa banyak orang mukim yang sedang bergembira tidak lama kemudian dia meninggalkan dunia. Karena itu, hendaklah kalian —semoga Allâh merahmati kalian— memperbaiki kepergian kalian darinya dengan kendaraan paling baik yang ada pada kalian dan berbekallah, sesungguhnya bekal paling baik ialah takwa.”

Dari tayangan video tersebut kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran. Betapa sangat mudah Allah menghancurkan dunia ini kalau Dia sudah berkehendak. Tempat wisata yang dengan susah payah dibangun oleh manusia dalam hitungan detik hancur berantakan dan menjadi sesuatu yang tak berguna.

Bencana Alam Gempa yang terjadi di barbagai tempat ( Gempa di Lombok baru baru ini) mengingatkan kita dan seharusnya menyadarkan kita semua bahwa Keindahan Dunia yang membuat kita terlena dan melupakan Akherat yang kekal dan abadi. Itu menandakan bahwa Allah sangat tidak ridha dengan kemaksiatan yang dibuat manusia di dunia ini.

Tidaklah Allah swt. menciptakan peristiwa, atau kejadian sesuatu yang sia-sia. Manusia dianjurkan untuk merenung dan mengambil pelajaran dari berbagai macam peristiwa yang terjadi. Islam sangat mendorong umatnya untuk menggunakan potensi yang Allah swt. berikan kepadanya; penglihatan, pendengaran, hati, panca indra yang lain agar difungsikan untuk merenung hikmah dibalik peristiwa. Pertama kali menghadapi musibah, hendaknya iman yang berbicara, bukan hawa nafsu yang protes. Karena seseorang ditentukan oleh sikap pertama kalinya terhadap kejadian. Rasulullah saw. mengingatkan “Sesungguhnya sabar itu ketika merespon kejadian pertama kali.” Selanjutnya berdoa kepada Allah swt. agar diberikan pahala atas musibah itu dan memperoleh ganti yang jauh lebih baik.

Rasulullah saw. bersabda:

“Jika salah satu di antara kalian mendapatkan musibah, maka ucapkanlah; “Sesungguhnya kami milik Allah dan kami kembali kepada-Nya.

JANGAN LUPA DAN TERLENA !
Karena kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal, maka mestinya tidak ada orang yang terperdaya serta tidak menyebabkan lupa urusan akhirat. Allâh Azza wa Jalla mengingatkan kaum Mukminin agar jangan sampai urusan keluarga membuatnya lupa beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allâh. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. [ al-Munâfiqûn/63: 9]

Berinfaq dan Sedekah Adalah Cara Membawa Dunia ke akherat
Kemudian Allâh Azza wa Jalla menganjurkan kaum Mukminin agar berinfaq dalam rangka taat kepada Allâh Azza wa Jalla. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?” [al-Munâfiqûn/63:10]

Ayat ini mengisyaratkan bahwa semua orang yang melalaikan kewajiban akan menyesal pada saat ajal menjemput. Dia akan meminta perpanjangan waktu walau sejenak untuk mencari keridhaanNya dan memperbaiki yang telah lewat. Tetapi itu mustahil. Segala yang sudah terjadi telah berlalu dan akan terjadi apa yang akan datang. Setiap orang akan mengungkapkan penyesalannya sesuai dengan kadar kelalaiannya”.

Akhirnya mari kita merenung dan mengambil kesimpulan dari semua yang telah kita lakukan.
1. Jangan terlalu baper pada urusan dunia yang hanya sesaat, ingatlah bahwa dunia itu hanya sementara saja, dan akhiratlah yang kekal.

Karena dengan kita berpikir demikian, maka tentu untuk menyenangi sesuatu yang hanya mengandung keduniaan semata tidak akan mudah kita lakukan.

Bila kita selalu sadar bahwa dunia hanyalah sementara, maka untuk mencari penilaian Allah pun tidak akan sulit bagi kita.

Setiap saatnya yang kita cari pasti hanya ridha Allah, dan bertindak sesuatu yang Allah tidak senangipun akan sulit kita lakukan. Insayaallah.

2. Jagalah Hati Kita Untuk Tidak Keterlaluan Dalam Menyenangi Hal Keduniaan. jagalah hati kita untuk tidak keterlaluan dalam menyenangi hal keduniaan, hendaknya kita sadar akan manfaat dan mudharatnya.

3. Ingatlah, Apapun Yang Kita Miliki Di Dunia Ini Tidak Akan Bisa Dibawa Mati Kecuali
a. Shadaqah jariyyah (Sedekah mengalir yang pahalanya sampai kepadanya).
b. Ilmu yang bermanfaat.
c. Anak shalih yang mendoakannya.

4. Sadarlah, Yang Allah Hitung Nanti Adalah Amal Ibadah Kita, Bukan Harta Yang Telah Kita Timbun Banyak.
5. Dunia Ini Hanya Tempat Pengembaraan Sesaat, Karena Akhirat Tempat Kekal Yang Akan Kita Tempati.
6. Belajarlah Untuk Selalu Mengingatkan Diri Akan Tujuan Hidup Yang Sesungguhnya, Agar Kita Tak Pernah Lupa Bahwa Dunia Hanyalah Sesaat.

Semoga Allâh Azza wa Jalla menyelamatkan kita dari tipu daya dunia dan menjadikan kita termasuk orang-orang meraih keberuntungan yang hakiki, selamat dari kerugian sebenarnya. Hanya Allâh Tempat memohon pertolongan.


Sumber https://www.anekapendidikan.com/

0 Response to "Kaum Muslimin Jangan Terlena Oleh Dunia Karena Tujuan Akhir Adalah Akherat Ingat Ajalmu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel